Layaknya makhluk hidup lainnya, tanaman juga memerlukan makanan atau nutrisi untuk kelangsungan hidupnya. Pemenuhan nutrisi itu sendiri bisa dilakukan dengan cara pemupukan, baik pemberian pupuk secara langsung melalui tanah yang kemudian akan diserap oleh akar tanaman, ataupun melalui penyemprotan pada bagian daun.
Penyemprotan pupuk secara langsung pada bagian daun tanaman atau juga dikenal dengan istilah foliar feeding itu sendiri merupakan salah satu teknik pemenuhan nutrisi bagi tanaman yang saat ini sudah biasa diterapkan petani, terutama untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mikro tanaman, seperti: Fe, Zn, Cu, Mo, dan Ca.
Dari keterangan yang dirilis Laboratorium Fisiologi Tanaman Departemen Bioteknologi PT. BISI International Tbk, pada prinsipnya semua nutrisi, baik makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S) maupun mikro, bisa diaplikasikan melalui daun. Hanya saja yang perlu menjadi pertimbangan adalah tingkat kelarutan dan konsentrasi nutrisi serta faktor lingkungan yang mempengaruhi seberapa lama nutrisi tersebut berada pada larutan di permukaan daun.
Bagian daun sendiri juga memiliki keterbatasan dalam penyerapan nutrisi dibandingkan akar, sehingga aplikasi pemupukan melalui daun akan lebih tepat untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit sekaligus untuk mendukung pemupukan yang diberikan melalui akar.
Daun pun bisa menyerap nutrisi
Berbagai studi penelitian menunjukkan bahwa daun ataupun bagian tanaman lain yang ada di atas tanah juga mampu menyerap bahan kimia dan nutrisi. Penyerapan nutrisi oleh tanaman bukan merupakan suatu fungsi yang terbatas pada akar. Sejumlah penelitian lapang juga secara jelas menunjukkan bahwa serapan nutrisi dari pupuk daun pada bagian daun tanaman mampu ditranslokasikan ke bagian buah. Seperti pengujian pada kapas yang menunjukkan bahwa aplikasi N melalui pupuk daun dapat diserap secara cepat oleh daun, 30% dalam satu jam, dan mampu ditranslokasikan ke bagian buah terdekat dalam waktu 6-8 jam setelah aplikasi.
Laboratorium Fisiologi Tanaman Departemen Bioteknologi PT. BISI International Tbk sendiri juga telah melakukan sejumlah pengujian terhadap pupuk daun, di antaranya adalah pupuk kalsium dan pupuk mikro hasil formulasi Laboratorium Fisiologi Tanaman. Dari hasil pengujian pada beberapa jenis tanaman menunjukkan respon yang positif, yang ditandai dengan peningkatan hasil. Penampilan tanamannya pun juga lebih bagus dibandingkan dengan kontrol tanpa aplikasi pupuk daun (lihat tabel 1).
Ada
juga penelitian lain yang membandingkan tingkat keefektifan aplikasi
pupuk melalui daun dengan aplikasi pupuk melalui tanah (lihat tabel 2).
Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa aplikasi pupuk daun pada
unsur dan tanaman tertentu melalui penyemprotan lebih efektif 12-100
kali dibandingkan aplikasi langsung pada tanah. Misalkan pada pupuk daun
yang mengandung nutrisi magnesium yang diaplikasikan pada tanaman
sorgum, pemberian 1 gram pupuk daun setara dengan pemberian 100 gram
nutrisi tersebut melalui akar.
Ketersediaan
nutrisi yang siap pakai akan lebih mudah dimanfaatkan, karena secara
langsung tersedia bagi tanaman dan tidak perlu dihancurkan oleh
kelembaban sebelum meresap ke dalam tanah serta kemungkinan diperlakukan
untuk insolubalisasi oleh anion seperti karbonat, bikarbonat, dan
hydroxide yang dikenal sebagi fiksasi.
Selain keunggulan tersebut, pupuk daun juga memiliki kelemahan, antara lain: kemungkinan terjadinya daun yang terbakar, masalah kelarutan, khususnya dengan air dingin, perlu menyesuaikan kondisi cuaca saat aplikasi, penyerapan yang tidak efisien ketika pH terlalu tinggi (dengan boron dan potassium), inkompatibilitas dengan bahan kimia tertentu, ketidak mampuan untuk mensuplai nutrisi yang cukup jika defisiensi parah, dan kemungkinan ketidak efisienan serapan dengan bertambahnya umur daun dalam kanopi atau dalam kondisi kekeringan.
Ada dua rute
Setidaknya ada dua kemungkinan jalan yang bisa digunakan untuk penetrasi nutrisi yang terkandung pada pupuk daun ke bagian tanaman, yang pertama melalui kutikula eksternal, dan yang kedua melalui stomata. Hanya saja, yang umum berlaku adalah sebagian besar serapan nutrisi terjadi melalui kutikula daun.
Oleh karena itu, waktu aplikasi pupuk daun yang tepat adalah pada saat awal pagi hari dan akhir siang hari. Pasalnya, pada waktu-waktu itulah serapan nutrisi pada daun paling tinggi, sementara saat tengah hari serapannya paling rendah.
Hal itu terkait dengan sifat kutikula daun sendiri, dimana saat terjadi kekurangan air akan meningkatkan jumlah lilin kutikula dan mengubah komposisi lilin menjadi lebih hidrofobik yang secara signifikan akan menurunkan serapan nutrisi dari pupuk daun.
Kutikula daun mewakili barrier utama dalam penyerapan nutrisi pupuk daun. Diasumsikan pula bahwa semua serapan larutan air dan substansi yang terlarut terjadi semata-mata melalui kutikula daun, dan tidak melalui stomata. Terdapat dua jalur bagi bahan kimia eksogen masuk dari permukaan daun ke dalam symplast, yaitu melalui rute lipoidal dan aqueous.
Bahan yang masuk ke dalam kutikula pada larutan lipoidal utamanya berbentuk non-polar, bentuk undissosiasi. Sedangkan bahan yang masuk melalui rute aqueous bergerak lebih lambat, dan penetrasinya sangat diuntungkan oleh kejenuhan atmosfer.
Serapan elemen nutrisi melalui kutikula sendiri tergantung pada bentuk elemennya, apakah dalam bentuk inorganik atau dikombinasikan dalam bentuk organik, konsentrasi ionnya, dan kondisi lingkungan yang ada dan mempengaruhi berapa lama nutrisi berada pada larutan di permukaan daun.
1 komentar:
bisa buat revisi TA ya
Posting Komentar